Kuil Sam Poo Kong |
Liburan long weekend saya biasa memilih mlipir dirumah daripada pergi, karena biasanya Jogja jadi tempat destinasi wisata. Macet pasti dimana-mana, akhirnya dirumah aja dech berselancar di dunia maya. Tapi liburan kali ini saya beruntung bisa menikmati Semarang bersama teman-teman Blogger dari Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang, Magelang, Surabaya, Bali dan Makasar. Kami diundang tanggal 6-8 Mei 2016 oleh Badan Promosi Pariwisata Kota Semarang (BP2KS) dalam acara FamTrip Blogger 2016.
Pagi itu saya mulai perjalanan menggunakan Travel ke Semarang, karena moda transportasi dari Jogja ke Semarang sementara baru jalur darat. Berangkat pukul 04.00 karena jalan yang masih sepi saya hanya menempuh perjalanan 2,5jam saja. Sampai di Semarang saya langsung dijemput dan mulai bertemu dengan teman-teman blogger yang sudah lebih dulu sampai di Semarang.
Setelah 1 mobil team saya berkumpul, kami mulai mengikuti rundown yang sudah ditentukan. Bersama-sama kami diajak menikmati Soto Ayam Khas Semarang Pak Man, ternyata sampai disana teman-teman Blogger rombongan lain sudah sampai lebih dulu. Soto Ayam Khas Semarang Pak Man ini terletak di Jalan Pamularsih Raya no 32 Semarang. Soto ini enak dan segar, untuk porsi bisa dikatakan kecil dengan model mangkuk jaman dulu. Suasana warung makan yang khas serta teduh membuat kami betah disana.
Sambil menikmati sarapan, acara FamTrip Blogger pun dibuka secara resmi di Soto Ayam Pak Man. Selain itu ada beberapa dari kami yang belum saling kenal, sembari duduk cantik menikmati olahan menu kami saling memperkenalkan diri nama asal dan blognya. Tuan rumah dari BP2KS memberikan brief singkat yang berkaitan dengan acara FamTrip Blogger 2016 ini. Blogger akan diajak untuk meng explore kota Semarang dengan mengunjungi destinasi wisata serta kuliner di Semarang, harapannya semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Dalam explore Semarang ini kita selalu menggunakan hastag #SemarangHebat tujuannya untuk memperkenalkan Kota Semarang lebih
Selanjutnya kami diajak untuk mengunjungi destinasi wisata pertama yaitu Sam Poo Kong. Sam Poo Kong merupakan sebuah petilasan bekas persinggahan pertama Laksamana Tiongkok beragama islam bernama Zheng He / Cheng Ho. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur'an. Kami mengunjungi pada saat Long Weekend sehingga Sam Poo Kong sangat ramai, meski begitu kami tetap mengambil foto meski kadang tidak sesuai keinginan karena ramai. Di Sam Poo Kong bagi pengunjung yang ingin tau ceritanya ada seperti studio untuk melihat film sejarah kedatangan Cheng Ho ke Semarang, selain itu disini juga ada persewaan baju china.
Destinasi selanjutnya yaitu ke Daerah Pandanaran, disana kita akan diajak untuk mengetahui aneka menu olahan dari Bandeng. Wah soto aja masih kenyang udah harus menikmati makanan lagi, gagal diet inih. Sampai di Pandanaran sedikit lega karena kami akan di beri informasi semua menu olahan bandeng, disini untuk 1 menu akan dikeluarkan 1 saja untuk pengambilan foto. Wah kami seperti berebut untuk mengambil gambarnya, ada yang sampai naik demi angle yang bagus. Setelah semua selesai mengambil gambar, kami mengambil piring sekedar untuk test food saja maklum masih kenyang. Tenyata dulu bandeng yang hanya taunya di goreng bisa diolah menjadi aneka macam. Olahan Bandeng yang lain : Pepes Bandeng, Bandeng dalam sangkar, nugget bandeng, tongseng bandeng, otak-otak bandeng, gulai bandeng, nagi goreng bandeng, dll.
Sambil menunggu teman-teman yang sedang Jumatan, kami masih ngobrol disini. Waktu sudah menunjukkan Jumatan hampir selesai, akhirnya kami mulai beranjak untuk langsung bertemu mereka di Semarang Restoran. Semarang Restoran ini terletak di Jalan Gajah Mada no 125 Semarang. Pemilik Restoran ini adalah Bapak Jongkie Tio. Pak Jongkie sangat cinta dengan Kota Semarang, saking cintanya Pak Jongkie membuat Semarang Restoran untuk melestarikan kuliner semarang. Pak Jongkie bersama Bu Jongkie memcoba membuat olahan yang nikmat untuk pengunjungnya.
Siang itu di meja kami untuk hidangan pembuka, kami disuguhi lumpia khas semarang. Lumpia disini lain dari biasanya karena bumbu dan paduan isinya membuat lebih nikmat, lumpia ini disuguhkan lengkap dengan petis lumpia dan lombok rawit sebagai pelengkap. Sebagai menu utama kami disuguhi longtong Cap Go Meh, menu ini dikatakan Pak Jongkie memiliki 12 varian bumbu sehingga terasa istimewa. Lontong Cap Go Meh sepintas mirip dengan lontong opor, tetapi setelah menikmati pasti akan tau bedanya. Menu penutup ini yang istimewa kami diberi suguhan Es Puspa, es yang terbuat dari rujak. Es Puspa ini menurut Pak Jongkie adalah menu yang dibuat asli oleh Bu Jongkie sendiri, wah istimewa banget ya.
Usai menikmati setengah hari di Semarang, kami mulai diajak untuk istirahat sebentar sambil membersihkan diri ke hotel. Hotel yang kami gunakan untuk menginap selama 2 malam yaitu Hotel MG Setos, hotel ini berada di jalan Gajah Mada, Inspeksi, Semarang. Di hotel kami diberi waktu untuk mempersiapkan diri sampai pukul 16.00
Sore menjelang kami mulai berkumpul untuk mulai menikmati sore pertama di semarang. Tujuan sore ini kami ke Sekolah Kuncup Melati di Pecinan Semarang. Sekolah ini adalah sekolah gratis yang dimiliki oleh Yayasan Khong Kauw Hwee yang ada di Pecinan ini. Sekolah ini meski dimiliki oleh Yayasan Warga Tionghoa Semarang, tetapi untuk anak didik tidak terbatas agama ras dan golongan. Sekolah Kuncup Melati lebih mengedepankan untuk anak-anak yang kurang beruntung dan memiliki motivasi sekolah yang tinggi. Sekolah Kuncup Melati membuka sekolah untuk TK, SD dan SMP. Di Sekolah Kuncup Melati anak-anak tak hanya diajarkan sekolah formal tapi juga diberi bekal pengetahuan lewat extrakrikuler salah satunya keseniang barongsai, mereka kini malah sering diundang berbagai event. Menyenangkan banget ya
Sekolah Kuncup Melati bersebelahan dengan Klenteng Tey Kak Sie, klenteng ini merupakan salah satu klenteng tua di Semarang. Klenteng Tey Kak Sie ini berumur cukup tua karena didirikan Tahun 1746, terletak di GangJalan Lombok Kota Semarang. Kisah awal Klenteng Tey Kak Sie ini awalnya menjadi tempat pemujaan Yang Mulia Dewi Welas Asih, tapi berjalannya tahun klenteng ini kini menjadi klenteng besar pemujaan berbagai dewa dewi. Di Klenteng Tek Kak Sie kami disuguhi sendratari kontemporer yang menceritakan tentang kisah percintaan hingga pernikahan di keluarga China. Pengemasan cerita ini sangat baik dan pemain yang ada pun dari anak muda di klenteng ini.
Selanjutnya kita ke Boen Hian Tong, letaknya tak jauh dari Klenteng Tey kak Sie di Jl. Gg. Pinggir, Gabahan, Semarang Tengah, Kota Semarang. Boen Hian Tong atau disebut Rasa Dharma ini dipercaya sebagai perkumpulan warga Tionghoa tertua di Semarang. Di Boen Hian Tong terdapat altar utama tempat meletakkan Sinci. Istimewa lagi di Boen Hian Tong ada Sinci Gus Dur, dan ini sinci Gus Dur satu-satunya yang ada di Indonesia. Kenapa bisa ada Sinci Gus Dur? Karen Gus Dur Merupakan presiden yang sangat mendukung pluraisme, karena itu Gus Dur dianggap sebagai Bapak Tionghoa Indonesia.
Sambil menikmati malam kami mampir ke E Coffee. Disini kami diberi tambahan informasimengenai seluk beluk kopi. Tapi tak hanya itu E Coffee memiliki barista yang baik, hingga kopi yang dihasilkan pun istimewa. Pemilik E Coffee ini juga ikut dalam perencanaan pembuatan Film Klinik Kopi, jadi jangan ragu untuk kopinya pasti istimewa.
Seputar E Coffee ada pasar pecinan yang disebut Pasar Semawis. Di Pasar Semawis malam ini kami pada blogger menikmati makan malam ala pecinan, tak hanya itu disini kami menikmati makan malam ditemani ngobrol santai dengan Ibu Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang. Menu kami malam ini yaitu Bacan Ayam, Nasi Ayam dengan sayur labu dan es Cong Lik.
Usai makan malam kami ke Lawang Sewu. Lawang Sewu dulu digunakan sebagai kantor kereta api pada jaman belanda, dibangun tahun 1904. Di Lawang Sewu kini yang terkenal mistis malah menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Selama kami menjalani tour di Lawang Sewu ditemani oleh guide lokal, dia berpesan agar kami tidak terpencar dari rombongan dan tidak boleh ada pikiran kosong. Lawang semu memiliki 2 Gedung utama, gedung ini sebenarnya hampir sama tetapi dibedakan dari tahun pembuatannya. Kami diajak berkeliling hingga lantai 3, semua bagunan masing lengkap dan terjaga keasliannya. Lawang Sewu memiliki area yang luas, semua sudur Lawang Sewu sangat bagus untuk diabadikan.
Aneka olahan Bandeng |
Sambil menunggu teman-teman yang sedang Jumatan, kami masih ngobrol disini. Waktu sudah menunjukkan Jumatan hampir selesai, akhirnya kami mulai beranjak untuk langsung bertemu mereka di Semarang Restoran. Semarang Restoran ini terletak di Jalan Gajah Mada no 125 Semarang. Pemilik Restoran ini adalah Bapak Jongkie Tio. Pak Jongkie sangat cinta dengan Kota Semarang, saking cintanya Pak Jongkie membuat Semarang Restoran untuk melestarikan kuliner semarang. Pak Jongkie bersama Bu Jongkie memcoba membuat olahan yang nikmat untuk pengunjungnya.
Siang itu di meja kami untuk hidangan pembuka, kami disuguhi lumpia khas semarang. Lumpia disini lain dari biasanya karena bumbu dan paduan isinya membuat lebih nikmat, lumpia ini disuguhkan lengkap dengan petis lumpia dan lombok rawit sebagai pelengkap. Sebagai menu utama kami disuguhi longtong Cap Go Meh, menu ini dikatakan Pak Jongkie memiliki 12 varian bumbu sehingga terasa istimewa. Lontong Cap Go Meh sepintas mirip dengan lontong opor, tetapi setelah menikmati pasti akan tau bedanya. Menu penutup ini yang istimewa kami diberi suguhan Es Puspa, es yang terbuat dari rujak. Es Puspa ini menurut Pak Jongkie adalah menu yang dibuat asli oleh Bu Jongkie sendiri, wah istimewa banget ya.
Lontong Cap Go Meh |
Usai menikmati setengah hari di Semarang, kami mulai diajak untuk istirahat sebentar sambil membersihkan diri ke hotel. Hotel yang kami gunakan untuk menginap selama 2 malam yaitu Hotel MG Setos, hotel ini berada di jalan Gajah Mada, Inspeksi, Semarang. Di hotel kami diberi waktu untuk mempersiapkan diri sampai pukul 16.00
Sore menjelang kami mulai berkumpul untuk mulai menikmati sore pertama di semarang. Tujuan sore ini kami ke Sekolah Kuncup Melati di Pecinan Semarang. Sekolah ini adalah sekolah gratis yang dimiliki oleh Yayasan Khong Kauw Hwee yang ada di Pecinan ini. Sekolah ini meski dimiliki oleh Yayasan Warga Tionghoa Semarang, tetapi untuk anak didik tidak terbatas agama ras dan golongan. Sekolah Kuncup Melati lebih mengedepankan untuk anak-anak yang kurang beruntung dan memiliki motivasi sekolah yang tinggi. Sekolah Kuncup Melati membuka sekolah untuk TK, SD dan SMP. Di Sekolah Kuncup Melati anak-anak tak hanya diajarkan sekolah formal tapi juga diberi bekal pengetahuan lewat extrakrikuler salah satunya keseniang barongsai, mereka kini malah sering diundang berbagai event. Menyenangkan banget ya
Pemain Barongsai dan Pengurus Kuncup Melati |
Sekolah Kuncup Melati bersebelahan dengan Klenteng Tey Kak Sie, klenteng ini merupakan salah satu klenteng tua di Semarang. Klenteng Tey Kak Sie ini berumur cukup tua karena didirikan Tahun 1746, terletak di GangJalan Lombok Kota Semarang. Kisah awal Klenteng Tey Kak Sie ini awalnya menjadi tempat pemujaan Yang Mulia Dewi Welas Asih, tapi berjalannya tahun klenteng ini kini menjadi klenteng besar pemujaan berbagai dewa dewi. Di Klenteng Tek Kak Sie kami disuguhi sendratari kontemporer yang menceritakan tentang kisah percintaan hingga pernikahan di keluarga China. Pengemasan cerita ini sangat baik dan pemain yang ada pun dari anak muda di klenteng ini.
Selanjutnya kita ke Boen Hian Tong, letaknya tak jauh dari Klenteng Tey kak Sie di Jl. Gg. Pinggir, Gabahan, Semarang Tengah, Kota Semarang. Boen Hian Tong atau disebut Rasa Dharma ini dipercaya sebagai perkumpulan warga Tionghoa tertua di Semarang. Di Boen Hian Tong terdapat altar utama tempat meletakkan Sinci. Istimewa lagi di Boen Hian Tong ada Sinci Gus Dur, dan ini sinci Gus Dur satu-satunya yang ada di Indonesia. Kenapa bisa ada Sinci Gus Dur? Karen Gus Dur Merupakan presiden yang sangat mendukung pluraisme, karena itu Gus Dur dianggap sebagai Bapak Tionghoa Indonesia.
Sinci Gus Dur |
Sambil menikmati malam kami mampir ke E Coffee. Disini kami diberi tambahan informasimengenai seluk beluk kopi. Tapi tak hanya itu E Coffee memiliki barista yang baik, hingga kopi yang dihasilkan pun istimewa. Pemilik E Coffee ini juga ikut dalam perencanaan pembuatan Film Klinik Kopi, jadi jangan ragu untuk kopinya pasti istimewa.
Seputar E Coffee ada pasar pecinan yang disebut Pasar Semawis. Di Pasar Semawis malam ini kami pada blogger menikmati makan malam ala pecinan, tak hanya itu disini kami menikmati makan malam ditemani ngobrol santai dengan Ibu Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang. Menu kami malam ini yaitu Bacan Ayam, Nasi Ayam dengan sayur labu dan es Cong Lik.
Usai makan malam kami ke Lawang Sewu. Lawang Sewu dulu digunakan sebagai kantor kereta api pada jaman belanda, dibangun tahun 1904. Di Lawang Sewu kini yang terkenal mistis malah menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Selama kami menjalani tour di Lawang Sewu ditemani oleh guide lokal, dia berpesan agar kami tidak terpencar dari rombongan dan tidak boleh ada pikiran kosong. Lawang semu memiliki 2 Gedung utama, gedung ini sebenarnya hampir sama tetapi dibedakan dari tahun pembuatannya. Kami diajak berkeliling hingga lantai 3, semua bagunan masing lengkap dan terjaga keasliannya. Lawang Sewu memiliki area yang luas, semua sudur Lawang Sewu sangat bagus untuk diabadikan.
0 Response to "Tempat Wisata dan Kuliner asyik di Semarang"
Posting Komentar